Para pemilik tanaman hias di Tanah Air barangkali cukup familier dengan Monstera adansonii. Daunnya yang meruncing dengan aksen lubang-lubang membuatnya dijuluki 'janda bolong'. Selain karena perawatannya yang mudah, khususnya untuk orang yang sering lupa menyiram, harganya juga relatif murah. Satu polybag monstera adansonii muda dengan 3-4 daun bisa dimiliki dengan harga sekitar Rp10 ribu atau bahkan kurang. Namun, jangan samakan dengan varietas terbarunya, Monstera Adansonii Variegata. Perbedaan harganya bak matahari dan bumi.
Menurut pegiat tanaman hias Ondo Pieter Hugo Pardede, Monstera Adansonii Variegata, ialah jenis tanaman yang kini banyak dicari karena keunikan bentuk dan warnanya. Terutama saat-saat pandemi ini, ketika banyak orang mendadak menjadi kolektor tanaman. Saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon, Rabu (15/7), Ondo mengatakan bahwa jenis tanaman ini berasal dari Jepang. Meski begitu, ia tidak tahu persis kapan masuknya ke Indonesia. "Ramenya itu sudah sejak akhir 2018. Cuma, waktu itu harganya tidak setinggi sekarang.
Dulu juga memang cukup langka, tapi peminatnya juga tidak seramai sekarang. Tapi setelah itu, awal 2019 kalau tidak salah, tahu-tahu jadi mulai ramai," tuturnya. Ketika mulai ramai di pasaran, menurut Ondo, harga bibit tanaman ini berada di bawah Rp10 juta. Ia sendiri pertama kali mendapatkannya dengan harga Rp4 juta hingga Rp5 juta. Dari penelusuran Media Indonesia, saat ini harga bonggolnya dengan dua daun muda saja bisa tembus Rp50 juta di pasar lokal. Sementara, saat mengintip harganya di situs Komorebi Plant Store, Jepang, harga dengan tanaman serupa dua-tiga daun berkisar US$1.700-US$2.500 (sekitar Rp23 juta sampai Rp36 juta), belum termasuk biaya kirim.
"Lalu kenapa ada perubahan harga, kalau menurut saya ya karena demand yang terlalu tinggi, sementara dia jumlahnya sangat sedikit. Tumbuhnya sebenarnya tidak lama, per bulan itu, mungkin bisa tumbuh satu daun. Kalau sehat, ada hormon, mungkin bisa dua," katanya. Menurut Ondo, Monstera Andasonii Variegata memiliki perpaduan warna hijau, putih, dan kadang kala kuning, dimana itu terjadi karena mutasi. Mutasi tanaman sendiri pada dasarnya bisa terjadi karena dua hal yakni alamiah dan genetik atau buatan manusia. Meski begitu, Ondo mengaku belum pernah melihat mutasi Monstera Andasonii Veriegata secara genetik.
Literatur pendukungnya pun belum pernah ia lihat, dan oleh karena itu, ia meyakni mutasi Monstera Andasonii Veriegata yang ada di pasaran terjadi secara alami. "Mungkin ada ya yang mutasi genetik, tapi itu bukan jenis monstera. Itu pun tidak permanen. Bukan dalam hitungan tahun, tetapi dalam hitungan bulan mungkin juga sudah balik lagi warnanya," tutur Ondo. Pemeliharaan Monstera Andasonii Veriegata bukan tergolong tanaman yang sulit dipelihara. Menurut Ondo, pembibitannya pun juga tidak susah, meskipun sedikit berbeda perlakuannya saat dewasa. Pada saat bibit, tanaman ini cukup rentan dan oleh karena itu harus diperhatikan suhu, PH tanah (6 hingga 7), maupun volume airnya.
Volume air berlebih dapat mengakibatkan bibit menjadi busuk. "Secara ilmiah mungkin memang susah, ada yang memakai greenhouse dengan pengatur ruangan dan segala macam, tapi kalau saya berdasarkan pengalaman, suhu ruangan saja, yang penting tidak terlalu panas, tidak apa-apa," pungkasnya. Ondo sendiri sekarang mengaku tidak banyak mengoleksi Monstera Andasonii Veriegata. Sebab, selama ini ia hanya menampung tanaman tanaman tersebut untuk kepentingan ekspor. Ia merasa beruntung karena pemerintah selalu memberi kemudahan administrasi. Urusan administrasi biasa diselesaikan Ondo hanya dalam waktu dua hari.
Pada hari keempat, tanamannya sudah siap untuk dikirim ke luar negeri. Jika digabung dengan tanaman yang dihasilkan rekan produsen rumahan, Ondo dalam sebulan bisa mengekspor sebanyak 100 kali. "Itu pun teman-teman juga sudah bingung. Jenis tanamannya sebenarnya monstera secara umum, tapi kalau Andansonii, jangankan ekspor, pasar lokalnya saja sudah greget. Harga yang pernah saya jual sekitar 50 juta sampai 90 juta. Lainya yang lebih mahal juga ada," tutur pemilik CV. JOJO and OP Nursery itu.
YUK YANG MAU IKUT GABUNG GROUP PECINTA TANAMAN HIAS
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar