--> KANDUNGAN UNSUR HARA KOTORAN SAPI | BISNIS SAMPINGAN

Web ini membantu untuk manjadikan referensi bisnis Anda.

Minggu, 12 September 2021

KANDUNGAN UNSUR HARA KOTORAN SAPI

| Minggu, 12 September 2021

KANDUNGAN UNSUR HARA KOTORAN SAPI





Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi dan hewan dari sub famili Bovinae lainnya. Kotoran sapi memiliki warna yang bervariasi dari kehijauan hingga kehitaman, tergantung makanan yang dimakannya. Setelah terpapar udara, warna dari kotoran sapi cenderung menjadi gelap (Anonim, 2016). Kandungan unsur hara dalam kotoran sapi bervariasi tergantung pada keadaan tingkat produksinya, jenis, jumlah konsumsi pakan, serta individu ternak sendiri (Abdulgani, 1988). Hal yang paling utama dari kotoran sapi adalah kandungan unsur haranya. Setiap kandungan unsur hara yang terkandung dalam kotoran ternak dapat dimanfaatkan kembali dengan menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur hara dalam kotoran yang penting untuk tanaman adalah unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Hal yang paling utama dari kotoran sapi adalah kandungan unsur haranya. Setiap kandungan unsur hara yang terkandung dalam kotoran ternak dapat dimanfaatkan kembali dengan menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur hara dalam kotoran yang penting untuk tanaman adalah unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Dari hasil pemeriksaan kotoran sapi secara teknis di laboratorium diperoleh data-data beberapa kandungan unsur hara dari kotoran sapi dilokasi pengamatan, seperti C-Organik, unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).



1. C-Organik

C-Organik adalah penyusun utama bahan organik. Bahan organik tanah adalah senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi (Hanafiah 2007). Menurut Istomo (1994), bahan organik ternyata mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah terutama pengaruhnya terhadap kesuburan tanah.


2. Nitrogen 

Nitrogen (N) Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak, diserap tanaman dalam bentuk amonium (NH) dan nitrat (NO) (Gardner dkk 1991). Hanafiah (2007) dalam bukunya menyatakan bahwa Nitrogen menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein Hasil analisis kandungan N-Total kotoran.

Adanya bahan organik yang tinggi pada kotoran sapi dapat memberikan sumbangan kedalam tanah sehingga bisa direkomendasi untuk menjadi pupuk organik, jadi dapat dikatakan bahwa semakin tinggi bahan organik pada kotoran sapi maka semakin tinggi pula kadar Nitrogen pada kotoran sapi tersebut. Hakim dkk, (1986) menyatakan bahwa senyawa yang mengandung Nitrogen sebagai hasil dekomposisi bahan organik salah satunya adalah amonium yang merupakan bentuk N pertama yang diperoleh dari penguraian protein melalui proses enzimatik yang dibantu oleh jasad heterotropik. Amonium inilah yang digunakan oleh jasad mikro, oleh tanaman atau diubah menjadi Nitrat. Sedangkan Nitrat merupakan hasil akhir dari dekomposisi senyawa Nitrogen.





Adapun manfaat nitrogen bagi pertumbuhan tanaman adalah:

  • meningkatkan pertumbuhan tanaman
  • meningkatkan kadar protein dalam tanah
  • meningkatkan tanaman sayuran yang diproduksi dedaunannya
  • meningkatkan aktivitas organisme di dalam tanah
  • membantu proses sintesis asam amino dan protein di dalam tanaman


3. Fosfor

Fosfor (P) Terdapat dua bentuk fosfor dalam tanah, yakni fosfor anorganik dan fosfor organik. Sumber utama fosfat anorganik adalah hasil pelapukan dari mineral-mineral apatit, dari pupuk-pupuk buatan dan dekomposisi bahan organik. Sebagian besar fosfat anorganik tanah berada dalam persenyawaan kalsium (Ca-P), Alumunium (Al-P), dan besi (Fe-P) yang semuanya sulit larut di dalam air. Fosfor organik tanah berada dalam tiga grup senyawa, yaitu : fitin dan turunannya, asam nukleat, dan fosfolipida. Kadar fosfor organik tanah dijumpai lebih besar pada lapisan tanah atas (top soil) dibandingkan dengan lapisan tanah bawah (sub soil). Hal ini terjadi karena pada lapisan atas terdapat penumpukan sisa-sisa tanaman atau bahan organik (Damanik et al., 2010). Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar fosfor organik dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 - 0,5 %. Tanahtanah tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami fosfor rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai fosfor kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi fosfor. Jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil (Foth, 1994).

Adapun manfaat Fosfor bagi pertumbuhan tanaman adalah :

  • membantu respirasi dan juga proses fotosintesis pada tanaman
  • membantu penyusunan asam nukleat
  • membantu pembentukan bibit tanaman dan juga pembentukan buah
  • merangsang perkembangan akar tanaman sehingga tanaman lebih tahan terhadap adanya kekeringan
  • mempercepat waktu panen tanaman


4. Kalium

Kalium (K) adalah hara penting yang sangat dibutuhkan tanaman. Penyerapan kalium oleh tanaman tergolong tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Keberadaan kalium pada beberapa jenis tanah berkisar 0,5-2,5%. Umumnya kandungan total kalium yang lebih rendah terdapat pada tanah bertekstur kasar (coarse texture) yang berasal dari batuan pasir atau kuarsa, sebaliknya kandungan kalium akan lebih tinggi pada tanah yang bertekstur halus yang terbentuk dari batuan dengan kandungan mineral K yang tinggi (Havlin et al.,1999; Rosemarkam & Yuwono, 2002). Kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat, selain itu, unsur ini juga berperan penting dalam pembentukan antibodi tanaman untuk melawan penyakit. Ciri fisik tanaman yang kekurangan kalium yaitu, daun tampak keriting, dan mengilap. Lama kelamaan, daun akan menguning di bagian pucuk dan pinggirnya. 

Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah nitrogen dan fosfor yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negative nitrat, fosfat, atau unsur lainnya.

Kandungan kalium dalam kotoran sapi juga berperan besar dalam proses pertumbuhan tanaman, di antaranya :

  • membentuk dan mengangkut karbohidrat di dalam tubuh tanaman
  • berguna sebagai katalisator dalam proses pembentukan protein
  • mengatur berbagai jenis kegiatan dari unsur mineral di dalam tanaman
  • menetralkan reaksi yang ada di dalam sel, terutama reaksi dari asam amino organik
  • meningkatkan pertumbuhan jaringan meristem
  • mengatur pergerakan stomata
  • meningkatkan kekokohan batang tanman sehingga tidak mudah roboh
  • meningkatkan kadar karbohidrat dan juga gula di dalam buah sehingga buah memiliki rasa manis (baca juga : manfaat karbohidrat– manfaat gula batu– manfaat gula aren)
  • membuat biji tanaman lebih berisi dan padat sehingga bisa dijadikan benih unggul
  • meningkatkan kualitas buah pada tanaman
  • meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan juga penyakit
  • meningkatkan perkembangan akar tanaman.


Seekor sapi dapat menghasilkan kotoran antara 8-10 kg/harinya. Kotoran sapi akan menimbulkan masalah bila tidak dimanfaatkan dan ditangani dengan baik. Hal tersebut tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena selain mengganggu dan mengotori lingkungan, juga sangat berpotensi untuk menimbulkan penyakit bagi masyarakat sekitarnya.


 Sumber : 


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar