Kelapa sawit umumnya bisa tumbuh di beberapa jenis tanah, mulai dari latosol, podsolik, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, hingga alluvial. Namun, kemampuan sawit berproduksi di setiap daerah akan berbeda sesuai dengan kualitas tanahnya. Umumnya, lahan yang dibutuhkan adalah yang relatif datar, dengan struktur lapisan yang cukup tebal, tidak mudah tergenang dan subur.
Secara umum, jenis-jenis dan karakteristik tanah yang baik untuk menanam kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Tanah latosol
Tanah ini berwarna merah sampai kecoklatan sehingga masyarakat awam kemudian sering menyebutnya dengan tanah merah. Karakteristik utamanya merupakan tanah dalam, mudah menyerap air, memiliki kandungan bahan organik dengan level sedang, dan kadar pH mulai dari netral sampai asam.
Tanah alluvial
Sementara untuk tingkat kesuburannya, tergantung dari material apa yang dibawa oleh aliran sungai. Jika yang “terbawa” adalah material bagus, maka akan meningkatkan kebaikan tanah. Untuk jenis ini, tanaman yang ideal untuk ditumbuhi adalah padi, palawija, buah-buahan, tembakau dan berbagai variasi tanaman palma juga, misalnya aren atau kelapa.
Tanah organosol
Tanah organosol merupakan jenis tanah yang terbentuk sebagai hasil dari proses pelapukan bahan organik. Karenanya, tidak heran jika organosol pun termasuk salah satu jenis tanah yang paling subur. Tanah organosol bisa dibagi menjadi dua menurut strukturnya seperti humus dan gambut.
Spesifikasi kesuburan tanah setidaknya membutuhkan:
- Kandungan oksigen sebanyak 25%
- Kandungan air sebanyak 25%
- Kandungan organik sebanyak 15%
- Mineral-mineral (alami) tanah sebanyak 35%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar